Penyerang Liverpool, Mohamed Salah bukan hanya mengalami kegagalan di final Liga Champions. Melainkan, ia juga bermain dalam kondisi cedera pada saat itu.
Pemain timnas Mesir itu juga bermain penuh di final Liga Champions kala Liverpool melawan Real Madrid di Stade de France pada akhir Mei lalu. Diketahui, Mohamed Salah menjadi salah satu pemain Liverpool yang menciptakan banyak peluan dengan melepaskan sembilan kali percobaan (6 tepat sasaran) dari jumlah 24 kali percobaan yang dibuat The Reds. Walaupun begitu, tetap saja sulit membobol gawang Real Madrid yang dikawal oleh Thibaut Courtois.
Pada akhirnya, Liverpool harus gagal meraoh trofi Liga Champions usai kalah 0-1 dari Real Madrid. Hal ini sama ketika takluk dari El Real 1-3 di final yang berlangsung di Kiev pada 2018 lalu.
Ternyata Mohamed Salah bermain dengan kondisi yang tidak sepenuhnya fit di pertandingan itu. Pemain berusia 30 itu masih diganggu dengan cedera otot yang dideritanya ketika di laga final Piala FA melawan Chelsea pada dua pekan sebelum melawan Real Madrid.
"Cedera Salah terjadi di final Piala FA pada otot adductor-nya, kemudian dia bermain melawan Wolves dan di final Liga Champions, dan semua itu terjadi hanya dalam rentang 14 hari," ungkap dokter timnas Mesir Mohamed Abou El Ela kepada One Time Sports dan diwartakan Mirror.
"Kami membaca statistik bahwa dia itu pemain dengan menit bermain tertinggi kedua di musim ini. Kami mengirim dan menerima catatan medis para pemain, dan Liverpool telah mengatakan bahwa dia memiliki rasa sakit dan harus melakukan pemeriksaan sinar X. Tidak ada seorang pemain yang 100% fit, tapi ada pertanyaan apakah dia bisa memaksa dirinya sendiri dan bermain tanpa risiko."
"Klub berpikir bahwa satu pertandingan sudah cukup dan kami memilih pertandingan melawan Guinea karena laga kedua melawan Ethiopia bisa jadi akan berat untuk dia karena harus bepergian dalam penerbangan yang panjang. Dia tidak bisa bermain di laga lainnya setelah tiga hari," El Ela menambahkan tentang kondisi Mohamed Salah.
0 Komentar